Penalaran Deduktif

Posted by nabiyutiful | Posted in | Posted on 20.28

PENALARAN DEDUKTIF

Pengertian Penalaran secara umum : Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.(wikipedia indonesia)


Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.


SILOGISME

Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:

a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.

b. Ia melanggar peraturan “X”

c. la harus dihukum.

Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).

Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.

Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.

Misalnya:

- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan

- Kita selalu mematuhi peraturan

- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.

Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:

a. Semua yang melanggar peraturan harus dihukum

b. Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan

c. Kita tidak dihukum.

Secara singkat silogisme dapat dituliskan

JikaA=B dan B=C maka A=C

Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.

  • Silogisme Katagorial

    Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

    Contoh :

    Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)

    ……………….M……………..P

    Akasia adalah Tanaman (premis minor)

    ….S……………………..M

    Akasia membutuhkan air (konklusi)

    ….S……………..P

    (S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)

    Hukum-hukum Silogisme Katagorik

    Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:

    Semua yang halal dimakan menyehatkan

    Sebagian makanan tidak menyehatkan,

    Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan

    (Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal

    dimakan).

    Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:

    Semua korupsi tidak disenangi.

    Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi

    Sebagian pejabat tidak disenangi.

    (Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)

    Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.

    Beberapa politikus tidak jujur.

    Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi:

    Banyak cendekiawan tidak jujur.

    Jadi: Beberapa pedagang adalah kikir. Kesimpulan yang diturunkan dari premis partikular tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan seperti:

    Sebagian besar pelaut dapat menganyam tali secara bai

    Hasan adalah pelaut, jadi:

    Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam tali secara baik adalah tidak sah. Sembilan puluh persen pedagang pasar Johar juju Kumar adalah pedagang pasar Johar, jadi: Sembilan puluh persen Kumar adalah jujur.

    1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.

    Kerbau bukan bunga mawar.

    Kucing bukan bunga mawar.

    ….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)

    2) Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:

    Semua ikan berdarah dingin.

    Binatang ini berdarah dingin

    Jadi: Binatang ini adalah ikan.

    (Padahal bisa juga binatang melata)

    3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti

    Kerbau adalah binatang.

    Kambing bukan kerbau.

    Jadi: Kambing bukan binatang.

    (‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-

    kan pada premis adalah positif)

    4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:

    Bulan itu bersinar di langit.

    Januari adalah bulan.

    Jadi: Januari bersinar di langit.

    (Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu

    yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor

    berarti planet yang mengelilingi bumi).

    5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya

  • Silogisme Hipotesis

    Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya

    Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
    Contoh silogisme hipotesis :
    My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
    Mn : Uang tidak ada
    K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
  • Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
    Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
    Contoh silogisme alternatif :
    My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
    • Mn : Kucing berada di luar rumah
    K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

ENTIMEN
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung.

1.Aristo berada di Bandung atau Bali.
Aristo berada di Bandung.
Jadi, Aristo tidak berada di Bali.


2.Semua sarjana adalah orang cerdas.
Dian adalah seorang sarjana.
Jadi,Dian adalah cerdas



sumber :
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/
http://aristobe74.blogspot.com

Comments (0)

Posting Komentar