KEPEMIMPINAN
Posted by nabiyutiful | Posted in tugas portofolio | Posted on 17.58
written by : Nabiyurrahmah (11108395)
Dosen : Umar Hanis
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum
Dosen : Umar Hanis
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
A.PENGERTIAN
Kepemimpinan berasal dari kata "pimpin" yang memuat dua hal pokok, yaitu :
- Pemimpin sebagai subjek, dan
- yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemipin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akn setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan (leadership) adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang(lemah). Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Namum demikian, sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih menjadi suatu konsep yang sulit diterangkan atau masih menjadi sebuah "kotak hitam"(black box) yang sangat indah.
Karakter yang harus ada pada diri seorang pemimpin, yaitu :
Kepemimpinan (leadership) adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang(lemah). Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Namum demikian, sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih menjadi suatu konsep yang sulit diterangkan atau masih menjadi sebuah "kotak hitam"(black box) yang sangat indah.
Karakter yang harus ada pada diri seorang pemimpin, yaitu :
- Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
- Juara, artinya mempunyai prestasi akademik dan non-akademik yang lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
- Tanggung Jawab, artinya memiliki kemauan dan kemampuan bertanggung jawab dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
- Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih baik dbanding orang-orang yang dipimpinnya,
- Walaupun tidak harus, lebih baik mempunyai status sosial lebih tinggi dari orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi organisasi satu dengan situasi organisasi lainnya. Organisasi dan situasi dengan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi dan atribut tertentu pula.
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan dalam suatu organisasi perlu ditelusuri dulu perkembangan teori kepemimpinan, yaitu :
1. Teori Sifat Kepemimpinan
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatian pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu :
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan dalam suatu organisasi perlu ditelusuri dulu perkembangan teori kepemimpinan, yaitu :
1. Teori Sifat Kepemimpinan
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatian pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu :
- Kecerdasan (Intellegence)
- Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breath)
- Motivasi diri dan dorongan berprestasi
- Sikap-sikap hubungan manusia.
2. Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
3. Teori Situasional / contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contigency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empirik yaitu :
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
3. Teori Situasional / contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contigency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empirik yaitu :
- Hubungan Pimpinan Anggota
- Tingkat dalam struktur tugas
- Posisi Kekuasaan
4. Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksaan kerja.
Teori memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu :
- Kepamiminan direktif (directive leadership)
- Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
- Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
- Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)
5. Teori Genetis / Keturunan
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". Bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karen ia telah dilahirkan menjadi pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. Karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto, 2003:199)
6. Teori Social
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", maka teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are made not born".
Penganut-penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin apabila ia diberi pendidikan dan kesempatan.
7. Teori Ekologis / Bakat
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori genetis dan sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori social dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social.
8. Teori Kelebihan
Yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal, pertama; kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, Kedua; Kelebihan Rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya, Ketiga, Kelebihan Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok. (Wursanto, 2003: 197-198).
9.Teori Kharismatik
Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai karisma (pengaruh) yang sangat besar. Karisma itu diperoleh dari Kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini ada suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan ghaib (spranatural power). Pemimpin yang bertipe karismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto, 2003: 199).
C. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
1. Tipe Kepemimpinan OtokratisInti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". Bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karen ia telah dilahirkan menjadi pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. Karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto, 2003:199)
6. Teori Social
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", maka teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are made not born".
Penganut-penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin apabila ia diberi pendidikan dan kesempatan.
7. Teori Ekologis / Bakat
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori genetis dan sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori social dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social.
8. Teori Kelebihan
Yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal, pertama; kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, Kedua; Kelebihan Rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya, Ketiga, Kelebihan Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok. (Wursanto, 2003: 197-198).
9.Teori Kharismatik
Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai karisma (pengaruh) yang sangat besar. Karisma itu diperoleh dari Kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini ada suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan ghaib (spranatural power). Pemimpin yang bertipe karismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto, 2003: 199).
C. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
Tipe kepemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri kepemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri kepemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
- Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
- Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
- Menganggap dirinya paling berkuasa
- Jauh dari para bawahan
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alatsemata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar
- Selalu bergantung pada kekuasaan formal
- Dalam menggerakkan bawahan mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
- Keras dalam mempertahankan prinsip.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpin otokritas tersebut diatas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern
2. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Ciri-ciri antara lain :
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristik tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
4. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe kepemimpinan paternalistik mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimental.
Sifat-sifat umum dari tipe kepemimpinan paternalistik dapat dikemukakan sebagai berikut:
5. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe kepemimpinan seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya,tidak dapat digunakan sebagai criteria tipe pemimpin karismatis.
6.Teori Kepemimpinan Demokratis
Dari semua kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adlah sebagai berikut :
7.Tipe Kepemimpinan Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
Jaringan Blake dan Moutan mengidentifikasikan gaya seseorang manajer, tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan efektivitas. William J.Redden, seorang professor dan konsultan Kanada, telah menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya. Teori ini menyajikan empat gaya kepemimpinan dasar dan setiap gaya dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi, kedelapan gaya ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Gaya-gaya efektif
1.Eksekutif (executive)
2.Pembangun (developer)
3.Otokrat penuh kebajikan (benevolent autocrat)
4.Birokrat (bureaucrat)
b) Gaya-gaya tidak efektif
1.Kompromis (compromiser)
2.Misionaris (missionary)
3.Otokrat (autocrat)
4.Pelarian (deserter)
Baik pendekatan Blake dan Mouton maupun Redden merupakan pendekatan yang sangat deskriptif dan secara empiric kekurangan penelitian valid yang mendukungnya. Di lain pihak Rensis Likert dengan melibatkan kelompok Michigan dalam melakukan penelitian bertahun-tahun mengemukakan empat sistem atau gaya dasar kepemimpinan organisasional yaitu :
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
E. PERAN PEMIMPIN
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.
Ruang lingkup peran pengendali organiasasi yang melekat pada pemimpin meliputi pengendalian pada perumusan pendefinisian masalah dan pemecahannya, pengendalian pendelegasian wewenang, pengendalian uraian kerja dan manajemen konflik.
Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.
F. APLIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas, menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai, menetapkan sistem imbalan yang adil, menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan, mengurangi permainan politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan nilai-nilai inti.
Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan dengan pembahasan tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum orang-orang kreatif, belajar atau bakat, motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan pengetahuan, kreativitas radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi.
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization
DAFTAR PUSTAKA
Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. PBFE,Yogyakarta.2000.
Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1995.
Wursanto, Ig. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005.
Sumber Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP
Tjiptono, Pandi & Anastasia Diana. (2001). Total Quality Management,Yogyakarta: Andi.
2. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Ciri-ciri antara lain :
- Memberi kebebasan kepada para bawahanb.Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
- Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
- Tidak mempunyai wibawa
- Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristik tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Dalam menggerakkan bawahan untuk yang ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama
- Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
- Menggunakan sistem komando dalam perintah
- Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pengkat dan jabatannya
- Senang kepada formalitas yang berlebihan
- Menuntun disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
- Tidak mau menerima kritik dari bawahan
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
4. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe kepemimpinan paternalistik mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimental.
Sifat-sifat umum dari tipe kepemimpinan paternalistik dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi bawahan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang pelimpahan wewenang.
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisyatif daya kreasi
- Selalu memberikan perlindungan
- Sering menggap dirinya maha tahu.
- Pemimpin bertindak sebagai bapak.
5. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe kepemimpinan seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya,tidak dapat digunakan sebagai criteria tipe pemimpin karismatis.
6.Teori Kepemimpinan Demokratis
Dari semua kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adlah sebagai berikut :
- Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia
- Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi
- Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya
- Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan
- Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
- Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
7.Tipe Kepemimpinan Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
Jaringan Blake dan Moutan mengidentifikasikan gaya seseorang manajer, tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan efektivitas. William J.Redden, seorang professor dan konsultan Kanada, telah menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya. Teori ini menyajikan empat gaya kepemimpinan dasar dan setiap gaya dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi, kedelapan gaya ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Gaya-gaya efektif
1.Eksekutif (executive)
2.Pembangun (developer)
3.Otokrat penuh kebajikan (benevolent autocrat)
4.Birokrat (bureaucrat)
b) Gaya-gaya tidak efektif
1.Kompromis (compromiser)
2.Misionaris (missionary)
3.Otokrat (autocrat)
4.Pelarian (deserter)
Baik pendekatan Blake dan Mouton maupun Redden merupakan pendekatan yang sangat deskriptif dan secara empiric kekurangan penelitian valid yang mendukungnya. Di lain pihak Rensis Likert dengan melibatkan kelompok Michigan dalam melakukan penelitian bertahun-tahun mengemukakan empat sistem atau gaya dasar kepemimpinan organisasional yaitu :
- Sistem 1 : otokratik eksploratif, manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengeksploritasi bawahan untuk melaksanakannya.
- Sistem 2 : otokratik penuh kebajikan, manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja, tetapi bawahan diberi keleluasaan (flexibilitas) dalam pelaksanaannya dengan suatu cara paternalistic.
- Sistem 3 : partisipatif, manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dan menerima partisipatif dari bawahan tetapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan final.
- Sistem 4 : demokratik, manajer memberikan berbagai pengarahan kepada bawahan tetapi memberikan kesempatan partisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar consensus dan prinsip mayoritas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
- Pendidikan umum yang luas
- Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang generalist yang baik juga
- Kemampuan berkembang secara mental
- Ingin tahu
- Kemampuan analistis
- Memiliki daya ingat yang kuat
- Mempunyai kapasitas integrative
- Keterampilan berkomunikasi
- Keterampilan mendidik
- Personalitas dan objektivitas
- PragmatismoMempunyai naluri untuk prioritas
- Sederhana
- Berani
- Tegas dan sebagainya
E. PERAN PEMIMPIN
- The Vision Role
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.
- Peran Pemimpin dalam Pengendalian dan Hubungan Organisasional The Vision Role
- mengelola harta milik atau aset organisasi;
- mengendalikan kualitas kepemimpinan dan kinerja organisasi;
- menumbuhkembangkan serta mengendalikan situasi maupun kondisi kondusif yang berkenaan dengan keberadaan hubungan dalam organisasi.
Ruang lingkup peran pengendali organiasasi yang melekat pada pemimpin meliputi pengendalian pada perumusan pendefinisian masalah dan pemecahannya, pengendalian pendelegasian wewenang, pengendalian uraian kerja dan manajemen konflik.
Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.
- Peran Pembangkit semangat The Vision Role
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.
- Peran Menyampaikan Informasi The Vision Role
F. APLIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
- Kepemimpinan,Organisasi dan Perubahan Lingkungan
- Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas, menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai, menetapkan sistem imbalan yang adil, menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan, mengurangi permainan politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan nilai-nilai inti.
- Kepemimpinan dan Inovasi
Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan dengan pembahasan tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum orang-orang kreatif, belajar atau bakat, motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan pengetahuan, kreativitas radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi.
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization
KESIMPULAN
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin terjadi renggang (lemah) keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan berkerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaran-sasarannya.DAFTAR PUSTAKA
Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. PBFE,Yogyakarta.2000.
Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1995.
Wursanto, Ig. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005.
Sumber Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP
Tjiptono, Pandi & Anastasia Diana. (2001). Total Quality Management,Yogyakarta: Andi.
Comments (0)
Posting Komentar