Gerhana Matahari

Posted by nabiyutiful | Posted in | Posted on 05.02

Kemarin jum'at (15 jan '10) telah terjadi Gerhana matahari. Apa sih itu Gerhana Matahari ?????

Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Dan terjadi untuk 18 tahun sekali.

Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin.

  • Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila :
saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

  • Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.


Warga Aceh Shalat Gerhana Matahari

BANDA ACEH - Gerhana matahari yang terjadi Jumat (15/1) mulai pukul 13.39 hingga 16.45 WIB direfleksikan oleh masyarakat Aceh dengan rasa syukur atas kebesaran Allah SWT dengan melaksanakan shalat gerhana matahari (khusuf) di hampir seluruh masjid, termasuk Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Shalat khusuf dua rakaat di Masjid Raya Baiturrahman diimami oleh Tgk Faizal Adriansyah. Dalam cermahnya seusai shalat khusuf, Tgk Faisal mengatakan, gerhana matahari adalah fenomena alam yang menunjukkan kebesaran Allah SWT dan tidak boleh dikaitkan dengan hal-hal gaib.

Fenomena alam berupa gerhana matahari berlangsung sejak pukul 13.39 WIB hingga 16.45 WIB, terlihat jelas di Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan sejumlah kawasan lainnya di provinsi ini. Saat menjelang puncak gerhana, alunan surat Yasin bergema dari pengeras suara di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Selain masyarakat yang berkumpul di Masjid Raya Baiturrahman, tak sedikit pula yang berkelompok di pinggir jalan atau dari rumah masing-masing menyaksikan fenomena alam langka tersebut. Untuk menghindari pemandangan dengan mata telanjang, banyak warga yang menggunakan pelindung dari kaca film maupun kacamata hitam dan helm.

Sebagaimana dilansir Kompas.com, gerhana yang berlangsung 11 menit delapan detik ini melewati Afrika bagian tengah, Samudera India, dan sebagian wilayah Indonesia. Titik maksimum gerhana terjadi di Samudra Hindia, tetapi masyarakat yang tinggal antara lain di Afrika Tengah, Kenya, Cina, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Adapun total jalur penumbra gerhana ini mencapai 333 kilometer. Di Indonesia, gerhana ini hanya terlihat parsial atau sebagian sehingga tidak akan terlihat berbentuk seperti cincin saat puncaknya. Hanya sedikit bagian matahari yang tertutup bayang-bayang bumi, tak lebih dari 10 persen. “Kecuali di Aceh yang bisa 50 persen,” tutur Clara Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Wilayah Indonesia yang bisa melihat gerhana matahari pada Jumat kemarin adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang bulan di permukaan bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana terjadi pada 15.55 WIB. Pakar-pakar astronomi menyebutkan, gerhana yang terjadi Jumat kemarin merupakan gerhana anular (gerhana matahari cincin). Gerhana matahari cincin terjadi saat bulan berada jauh dari bumi sehingga piringannya terlihat kecil dan tidak dapat menutupi seluruh piringan matahari. Piringan matahari yang tertutup oleh piringan bulan hanya bagian tengahnya saja, sehingga bagian pinggir matahari tidak tertutup. Oleh karena itu piringan matahari akan terlihat dari muka bumi seperti lingkaran cincin yang bercahaya.

Peristiwa gerhana semakin sulit diramalkan karena pengetahuan astronomi sudah sangat berkembang serta alat-alat pengukuran dan pengamatannyapun sudah semakin canggih. Gerhana matahari cincin pada Jumat kemarin menjadi gerhana matahari paling lama di milenium ini. Gerhana matahari yang selama ini lebih dari 11 menit, baru akan kembali terjadi pada 1.033 tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 3043. Menurut catatan, gerhana matahari selama ini hanya dikalahkan pada peristiwa tahun 1992 yaitu dengan waktu 11 menit 41 detik.

Di Tapaktuan

Warga Tapaktuan, Aceh Selatan, cukup antusias juga menyaksikan fenomena alam gerhana mata hari yang terjadi Jumat siang kemarin. Ratusan warga, mulai pejabat hingga tukang becak berjejer di depan Masjid Agung Istiqamah Tapaktuan menyaksikan fenomenan alam tersebut. Selain menggunakan pelindung mata dari kaca film, helm, dan lainnya, tak sedikit pula yang mengamati dari dalam mobil. Dedek (30), warga Desa Padang, Tapaktuan bersama dengan keluarganya terlihat sangat menikmati fenomena alam itu dan mengaku sudah mengetahui akan adanya gerhana matahari melalui media sejak beberapa hari lalu.

Menurutnya, gerhana matahari sudah terlihat sejak pukul 14.00 WIB namun baru terlihat jelas sekitar pukul 15.21 WIB setelah langit yang sempat ditutupi mendung kembali cerah. “Sangat luar biasa,” ujar Dedek dibenarkan seorang warga lainnya, Afit (36), warga Jalan Merdeka, Tapaktuan. Bahkan, Afit sejak pagi sudah menyiapkan negatif film untuk pelindung mata ketika menyaksikan fenomena alam tersebut.

Gerhana dalam kacamata Islam

Oleh : Drs. H. Hasan *)

Ilmuwan menerangkan bahwa gerhana matahari itu disebabkan perselisihan jalan antara matahari dengan bulan, bagaimana menurut Al-Qur’an? Dalam Surat Yasin : 37, “Matahari itu beredar di tempat ketetapannya.” Qur’an Surat Yasin : 38, “Bagi bulan itu kami telah tetapkan beberapa tempat (peredarannya).” Surat Yasin : 40, “Tiap-tiap sesuatu beredar melayang (di udara) dengan perhitungan.” Surah Ar-Rahman : 5, “Matahari dan bulan itu (beredar) dengan perhitungan.”
Empat ayat itu saja sudah cukup menerangkan bahwa tiap-tiap suatu benda yang di udara, seperti matahari, bumi, bulan, dan lain-lain bintang itu, terus beredar atau beredar di masing-masing tempat (jalan) yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan ini kita ketahui bahwa pendapat ulama falak Islam dan ilmuwan Eropa sekarang sesuai dengan Al-Qur’an. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Az-Zumar : 5, “(Allah) menggulingkan malam atas siang dan menggulingkan siang atas malam.”

Dengan memperhatikan sedikit saja akan ayat itu, kita dapat mengetahui bahwa kejadian siang untuk sebagian dari bumi ini, disebabkan bumi berputar di hadapan Matahari, dan kejadian malam bagi sebagian daripada bumi ini disebabkan bagian itu tidak menghadap matahari, dan ayat ini sendiri menunjukkan dengan terang bahwa, bumi itu bulat bukan seperti meja, karena gulingan dan peredaran siang dan malam seperti yang tersebut di ayat itu tidak akan terjadi kalau bumi ini datar seperti meja.

Fiman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus : 5, “Ialah (Tuhan) yang menjadikan matahari itu terang dan bulan itu bercahaya dan Ia telah tentukan beberapa tempat (peredarannya) supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan.” Ayat ini menerangkan bahwa Allah adakan matahari sebagai penerangan dan Ia adakan bulan sebagai cahaya dan Ia adakan hari, bulan, tahun dan sebagainya. Dari itu semua dapatlah kita ringkaskan sebagai berikut:
  1. Matahari, bumi, bulan, dan lain-lain bintang di udara itu semuanya beredar.
  2. Bumi ini berputar, berguling di hadapan matahari.
  3. Bulan juga beredar, berguling di tempatnya sendiri
  4. Sekalian benda yang beredar dan berguling menurut sifatnya sudah pasti bulat atau jadi bulat.
  5. Peredaran bulan itu, jadi satu tanda untuk mengenal perhitungan hari falak dan sebagainya.
Kita mengetahui bahwa bumi ini berguling di hadapan matahari dan kita mengetahui juga bahwa bulan itu beredar, peredaran mana, kata para ahli ia kelilingi bumi, sesudah mengetahui hal itu, tidak susah bagi kita mengetahui gerhana bulan dan gerhana matahari. Akan terjadi gerhana matahari apabila perjalanan bulan itu kebetulan jatuh di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Dan akan terjadi pula gerhana bulan apabila ia mengahadap matahari betul-betul, tetapi dihalangi oleh bumi.
Pendeknya, perjalanan matahari, bumi, bulan, bintang, gerhana matahari, gerhana bulan, dan sebagainya, sebagaimana tersebut di dalam teori ilmu falak sekarang tidak ada yang menyalahi pandangan Islam, bahkan sudah lama dikemukakan Allah dalam Al-Qur’an kitab suci kaum muslimin.

Dalam Majalah Panji Masyarakat No. 607 Th XXX, 24 Sya’ban - 4 Ramahan 1409 H ( 1 – 10 April 1989 M) mengemukakan bahwa pada tahun 1633, Galelia seorang ilmuwan Kristen berkebangsaan Italia dipenjarakan seumur hidup karena bukunya yang berjudul “DIALOGUE” memuat pernyataan bahwa “Matahari adalah pusat alam semesta dan bukan bumi.”
Beliau dipenjarakan oleh dewan gereja karena dituduh menyimpang dari ajaran kitab suci. Nanti tahun 1980 Yohanes Paulus menunjuk sebuah komisi yang terdiri dari ilmuwan dan agamawan untuk meneliti kembali mengenai pendapat Galelia itu, dan ternyata Galelia benar dan kitab sucinya yang salah.

Sebenarnya bila kita mengamati ayat-ayat Al-Qur’an yang menyangkut masalah peristiwa-peristiwa alam, teryata bukan hanya gerhana, tetapi Al-Qur’an mengungkapkan berbagai-bagai hal menyangkut segala perkembangan alam raya. (***)

*) H. Hasan, pemerhati sosial dan keagamaan Sultra


Mitos Gerhana Matahari di beberapa Negara

Meski para astronom India melakukan langkah maju dengan meluncurkan sejumlah roket ke angkasa untuk menyelidiki gerhana. Namun, itu tak bisa menyingkirkan mitos yang terlanjur beredar.

Hampir semua kuil di India kemarin, Jumat 15 januari 2010, menutup pintunya rapat-rapat selama terjadinya gerhana matahari. Salah seorang pendeta kuil Hindu mengatakan penutupan kuil untuk mengusir energi negatif yang diakibatkan gerhana matahari. "Saat gerhana terjadi, dipercaya bumi akan diselubungi kegelapan. Gerhana menciptakan medan energi negatif. Selain itu, kuman-kuman di atmosfer menjadi aktif, level kontaminasi kuman itu juga akan meningkat drastis," kata pendeta Kuil Lakshmi-Narayan, Mukesh Kothari, seperti dimuat laman Times of India, Jumat 15 Januari 2010.

Mitos gerhana matahari di India juga ramai dibicarakan saat negeri itu mengalami gerhana matahari total, Rabu 28 Juli 2009. Saat itu, para ahli nujum India memprediksikan, kekerasan dan kekacauan akan melanda seluruh dunia karena kepercayaan tahayul mereka sebagai akibat dari gerhana matahari total.

Dalam mitos Hindu, dua setan – Rahu dan Ketu — diyakini “menelan” matahari selama terjadinya gerhana. Wanita-wanita hamil disarankan tetap berada dalam rumah selama gerhana berlangsung untuk menghindari bayi mereka terlahir tak cacat. Doa-doa, puasa dan mandi ritual dianjur untuk dilakukan di sungai-sungai suci.

Mitos soal gerhana matahari bukan hanya milik India.

Di tanah Jawa beredar mitos bahwa Raksasa Betara Kala atau Rahu menelan matahari karena dendamnya pada Sang Surya (matahari), menyebabkan terjadinya gerhana.

Di China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Sampai abad ke 19, orang China biasa membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga.

Sementara, suku Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Di negeri matahari terbit, Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.

Mitos gerhana juga menyebar ke Eropa. Dikabarkan, Raja Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.

Ada lagi cerita menarik soal gerhana bulan. Cerita ini melibatkan sang penemu Benua Amerika, Columbus. Christopher Columbus Seperti dimuat laman Live Science, konon gerhana bulan lah yang menyelamatkan Columbus di Jamaica.

Saat itu, perbekalan pasukan Columbus makin menipis, penduduk lokal enggan membagi bahan makanan milik mereka. Dengan berbekal almanak buatan Regiomontanus, Columbus mengetahu bahwa pada 29 Februari 1504 akan terjadi gerhana bulan total. Kepada pemimpin lokal, dia mengatakan bahwa Tuhan marah pada masyarakat lokal karena mereka tak mau memberikan bahan makanan mereka. Caranya, dengan melenyapkan bulan. Benar saja, bulan lenyap dari langit. Beberapa saat kemudian, bulan muncul dengan bentuknya yang mengerikan, merah seperti darah. Penduduk asli pun ketakutan dan menganggap apa yang dikatakan Columbus terbukti. Dari segala arah, penduduk mendatangi kapal Columbus, menyembah-nyembah, dan mempersembahkan bahan makanan, dengan harapan Tuhan tak lagi marah dan mengembalikan kondisi bulan. hahaha :D

sumber : wikipedia, VIVANEWS dan (nas/ant/kompas.com/az)

Comments (0)

Posting Komentar